Mencari Komunikasi Langsung (2)

....sambungan
.
Peristiwa Cayce, yang menambahkan bacaan ilmiah kepada lembaran sejarah umat manusia memberikan dorongan kepada gagasan demikian. Edgar Cayce, seorang anak petani sederhana dari Kentucky tidak mengetahui apa-apa tentang kemampuan fantastis yang tersembunyi dalam otaknya. Sekalipun ia telah meninggal dunia tanggal 5 Januari 1945, para dokter dan para akhli ilmu jiwa sekarang masih sibuk mengevaluasikan tingkah laku hidupnya. Walaupun ia bukan seorang dokter, persatuan dokter Amerika telah mengizinkan Edgar untuk menyelenggarakan konsultasi. Edgar Cayce jatuh sakit ketika ia masih muda belia. Ia menderita kejang-kejang. Demam suhu tinggi menyebabkan badannya semakin lama semakin kurus. Ia jatuh pingsan lama sekali. Sementara para dokter tak berhasil menyadarkannya kembali, Edgar sekonyong-konyong berbicara keras dan jelas. Ia menerangkan mengapa ia jatuh sakit. Ia menyebut obat-obat yang ia perlukan, ia menyuruh agar dibuat obat oles dan menyuruh mengolesi tulang punggungnya dengan obat oles itu. Para dokter dan keluarga Edgar keheran-heranan karena mereka sama sekali tidak mengetahui dari mana Edgar mendapat pengetahuan itu dan istilah-istilah kedokteran yang sebelumnya sama sekali asing baginya. Setelah diobati dengan obat-obat yang ia sebut, ia berangsur-angsur nyata sembuh.
.
Kejadian itu menjadi pembicaraan negara bagian Kentucky. Oleh karena Edgar telah berbicara dalam keadaan tidak sadar, banyak orang mengira ia telah dihipnotis untuk memancing cara-cara penyembuhan baginya. Tetapi bagi Edgar tidak mungkin jika harus membayar mahal untuk ini.

Suatu saat seorang di antara teman-temannya, jatuh sakit. Dan baru kali itulah ia melisankan suatu resep yang tepat dengan menggunakan kata-kata Latin yang sebelumnya ia sendiri belum pernah mendengar atau melihatnya. Seminggu kemudian temannya itu sembuh kembali.

Kalau kejadian pertama cepat dilupakan orang dan dianggap sebagai suatu sensasi kecil yang secara ilmiah tak perlu dianggap serius; maka kejadian kedua telah mengundang Persatuan Dokter Amerika untuk membentuk suatu komisi, yang ditugaskan membuat laporan tertulis secara mendetail bila ada lagi kejadian semacam itu.

Dalam keadaan tidur, Cayce mengetahui hal-hal dan mempunyai kecakapan yang dalam keadaan normal hanya mungkin dia miliki kalau ia telah merundingkannya atau telah mendapat nasihat dari orang lain terlebih dahulu.

Pada suatu hari, Cayce “membuat resep” obat bagi seorang pasien yang sangat kaya. Obatnya tak bisa didapat di manapun. Orang yang sakit ini telah memasang iklan dalam koran-koran yang peredarannya luas, termasuk koran internasional. Seorang dokter muda dari Perancis menulis bahwa beberapa tahun yang lalu ayahnya pernah membuat obat itu, tetapi sekarang tidak membuatnya lagi. Komposisi obat itu identik dengan komposisi obat menurut resep dari Edgar Cayce itu. Kemudian “membuat resep” obat lagi, disertai alamat  dari laboratorium yang membuat obat itu. Alamatnya sangat jauh. Suatu berita telepon dari laboratorium itu, menyatakan bahwa obat itu sedang dibuat. Suatu rumus sedang dikerjakan, tetapi namanya belum diketahui bahkan sedang dicarikan, dan tidak terdapat di toko-toko kimia.

Dokter-dokter yang duduk dalam komisi itu satupun tidak ada yang percaya akan telepati. Mereka mengadakan pemeriksaan seobyektif dan sebijaksana mungkin. Hasil observasinya mereka periksa kembali. Mereka mengetahui bahwa Cayce selama hidupnya tak pernah melihat dan membaca buku tentang pengobatan. Orang berdatangan dari seluruh penjuru dunia untuk berkonsultasi dengan Cayce. Cayce setiap hari didampingi oleh para dokter dapat memberikan nasihat kepada dua orang pasien, tanpa memungut pembayaran. Diagnosanya maupun resep therapinya selalu tepat. Tetapi kalau ia sadarkan diri kembali, ia tidak ingat apa yang telah ia katakan dalam keadaan tidak sadar.

Ketika para dokter dari komisi menanyakan dari mana ia mendapatkan diagnosa, Cayce menduga bahwa ia dapat mengadakan kontak dengan setiap otak yang diperlukan, dan mengumpulkan segala informasi yang diperlukan untuk membuat diagnosanya. Tetapi oleh karena otak pasien mengetahui benar kekurangan apa yang ada pada diri Cayce, maka segala sesuatunya mudah dipahami. Cayce menanya otak orang yang sakit itu, kemudian ia mencari otak di seluruh dunia yang bisa menerangkan kepadanya apa yang harus ia lakukan.

Ia sendiri kata Cayce hanyalah sebagian dari seluruh otak yang ada di dunia ini. Suatu pikiran yang mengherankan. Kalau dipindahkan ke dalam alam teknologi, mungkin seperti itulah keadaannya. Sebuah komputer raksasa di New York, mungkin telah diisi oleh segala data yang telah diketahui di bidang fisika. Dan jika komputer itu ditanyai oleh siapa saja dan dari mana saja datangnya pertanyaan, maka komputer itu akan memberikan jawabannya dalam waktu kurang dari satu detik. Komputer lain di Zurich, mungkin telah diisi dengan segala pengetahuan tentang kedokteran. Satu lagi di Moskow mungkin telah diisi dengan segala macam fakta tentang biologi. Yang lainnya lagi di Kairo mungkin tak ada kekurangannya dalam hal astronomi.

Singkatnya segala ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini disusun menurut cabangnya, mungkin telah disimpan dalam berbagai pemusatan. Komputer di Kairo yang dihubungkan melalui radio dengan komputer di Zurich, mungkin akan meneruskan pertanyaan ke Zurich misalnya tentang kesehatan atau kedokteran hanya dalam waktu beberapa per seratus detik.

Otak Edgar Cayce, pasti telah berfungsi dengan cara yang sama seperti hubungan antara komputer seperti telah diuraikan di atas. Apakah yang akan terjadi bila semua atau beberapa otak manusia yang sangat terlatih saja mempunyai bentuk-bentuk energi yang tak dikenal dan memiliki kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan semua makhluk hidup?

Kita tidak banyak mengetahui tentang fungsi dan potensi dari otak manusia. Tetapi kita mengetahui bahwa hanya sepersepuluh dari kulit otak yang berfungsi dalam benak manusia yang sehat. Lalu sisanya yang sembilan persepuluh berbuat apa? Kenyataan bahwa orang yang tak dapat diobati dapat sembuh dari penyakitnya hanya oleh kemauan yang keras; sudah diketahui orang banyak dan telah dicatat secara ilmiah. Barang kali ada semacam “roda gigi” yang tidak kita ketahui, yang menggerakkan sepersepuluh atau dua persepuluh lagi dari kulit otak sebagai tambahan. Andai kata ada satu bentuk terkuat dari energi yang bekerja dalam otak manusia, maka harus terdapat getaran mental di mana-mana secara bersamaan waktu.

Jika ilmu pengetabuan berhasil memperlihatkan alam pikiran “liar” demikian, maka itu akan berarti bahwa semula intelegensia di alam semesta ini merupakan bagian dari satu struktur yang sama.

Bila suatu pulsa listrik yang amat kuat dilepaskan di bagian mana saja dalam suatu tank yang pendek di mana terdapat berjuta-juta bakteri, maka pulsa itu akan terasa oleh tiap bakteri di segala tempat dalam tank itu. Sentakan arus listrik itu akan dirasakan di seluruh bagian tank pada waktu yang bersamaan. Contoh ini sangat tidak sempurna, karena listrik merupakan suatu bentuk energi yang dikenal dan tergantung pada kecepatan cahaya. Tetapi yang menjadi persoalan sekarang ialah suatu bentuk energi yang ada dan efektif di mana-mana pada waktu yang bersamaan.

Bisa dibayangkan suatu bentuk energi yang tidak dikenal apa namanya yang suatu waktu akan memberikan penjelasan apa yang tidak dapat dipahami. Untuk memberikan suatu kemungkinan dari khayalan yang luar biasa ini, ada laporan tentang suatu eksperimen yang dilakukan tanggal 29 dan 30 Mei tahun 1965. Baik sifat maupun ruang lingkup eksperimen itu betul-betul unik.

Pada hari itu, 1.008 orang pada waktu yang bersamaan, ya, bahkan pada detik yang bersamaan; secara bersama-sama memusatkan perhatian mereka kepada gambar dan kalimat-kalimat dari sekelompok simbol, yang mereka “radiasikan” ke ruang angkasa dengan kekuatan yang terkonsentrasikan. Bukan hanya fakta eksperimen massal itu saja yang mengherankan, tetapi hasilnya pun demikian iuga. Tiada seorangpun di antara para peserta yang saling mengenal satu sama lain. Tempat tinggal mereka berjauhan. satu sama lainnya terpisah sampai ratusan mil.

Namun 2,7 persen dari para peserta memberikan jawaban yang sama; mereka melihat suatu gambar yang sama, yaitu sebuah model atom. Oleh karena di antara “kelinci-kelinci percobaan” itu tak mungkin ada persekongkolan, maka hasil itu sangat mengejutkan; 2,7 persen dari para peserta telah melihat “gambaran mental” yang sama. Apakah itu telepati? Apakah itu sulap? Apakah hanya kebetulan saja?

Memang keseluruhan pokok persoalannya merupakan persoalan khayalan ilmiah, tetapi eksperimen tadi diselenggarakan oleh para sarjana, dan benar-benar pernah terjadi. Jelas sekali bahwa kita ini masih belum mengetahui banyak.

Hasil dari ekperimen yang dilakukan oleh sekelompok akhli fisika pada Universitas Princeton pun sama, tidak dapat dijelaskan. Ketika akhli itu menyelidiki pendisintegrasian Meson K yang tak bermuatan listrik, mereka mencapai suatu hasil yang menurut teori tidak mungkin, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu fisika nuklir yang sudah lama diakui kebenarannya. Satu lagi contoh yang luar biasa.

Menurut teori relativitas dari Einstein, masa dan energi hanyalah dua bentuk yang berbeda dari satu kejadian yang sama. (E=Mc2). Atau dalam kalimat yang sederhana, dapat dikatakan bahwa secara harafiah; masa dapat dihasilkan dari ketiadaan, dari kehampaan, atau kekosongan. Jika suatu pencaran energi yang kuat ditembakkan melalui inti atom yang tebal, maka pancaran energi itu akan lenyap ditelan oleh lapangan listrik dari energi inti atom tadi, dan sebagai gantinya timbul elektron dan positron. Energi dalam bentuk suatu pancaran bertukar wujud menjadi masa dari dua macam elektron.

Bagi orang awam proses itu memang sukar di fahami, tetapi kejadiannya memang persis demikian, tak kurang tak lebih. Kita tak usah malu kalau tak dapat memahami Einstein. Seorang sarjana menyebut Einstein seorang yang memencilkan diri, karena ia hanya dapat menguraikan teorinya kepada 12 orang saja.

Setelah kita berkelana ke bidang pemindahan pikiran dan fungsi otak manusia, mari kita kembali ke pokok pembicaraan kita semula.

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa dalam bulan Nopember 1961, sebelas orang sarjana mengadakan rapat rahasia di National Radio Astronom Observatory di Green Bank, Virginia Barat Amerika Serikat. Dalam konperensi inipun yang menjadi pokok persoalan ialah eksistensi dari intelegensia di luar bumi. Para sarjana yang hadir dalam konperensi itu antara lain: Giuseppe Cocconi, Su Shu Huang, Philip Morrison, Frank Drake, Otto Struve dan Carl Sagan, maupun pemenang hadiah Nobel Melvin Colvin.

Pada akhir konperensi, mereka bersama-sama menyusun rumus yang disebut Rumus Green Bank. Menurut rumus itu setiap saat dalam bimasakti kita saja terdapat 50.000.000 kebudayaan yang berbeda-beda. Mereka sedang mencoba mengadakan ‘ kontak dengan kita atau sedang menanti isyarat dari planet lain. Suku-suku dari Rumus Green Bank itu memperhitungkan segala aspek dalam persoalan pokok, tetapi di samping itu para sarjana menyediakan dua nilai kepada tiap suku. Satu nilai biasa yang dapat diterima menurut
keadaan ilmu pengetahuan kita sekarang dan satu nilai absolut minimum.

N =R+FpNeF1 FiFc,L


Dalam Rumus ini:
R+ = Jumlah rata-rata bintang baru tiap tahun yang menyerupai matahari kita.
Fp = Jumlah bintang di mana mungkin terdapat makhluk hidup.
Ne = Jumlah rata-rata planet yang mengorbit dalam etosfir sekitar mataharinya dan dengan
demikian mempunyai alasan bagi perkembangan kehidupan dengan syarat-syarat kehi dupan manusia.
F1 = Jumlah planet di mana kehidupan telah benar-benar berkembang, karena dimungkinkan oleh cara dalam
Ne di atas.
Fi = Jumlah planet yang dihuni oleh inteligensia-inteligensia dengan kemampuan mereka sendiri, untuk berbuat
sesuatu selama hidup matahari mereka (selama matahari mereka masih menjadi sumber kehidupan).
Fc= Jumlah planet yang dihuni oleh inteligensia yang sudah mempunyai kebudayaan tehnik yang sudah maju.
L = Umur kebudayaan, karena hanya kebudayaan yang dapat hidup lama yang dapat saling bertemu satu
sama lain, asal jaraknya di ketahui.

Jika kita mengambil angka-angka minimum yang mungkin bagi tiap suku dalam rumus itu kita akan mendapat nilai 40 bagi N. Tetapi jika kita ambil nilai maksimum yang mungkin ada, maka kita mendapat N= 50.000.000,-

Dengan perkataan lain, dalam hal yang paling buruk, Rumus Green Bank itu memperhitungkan adanya empat puluh kelompok inteligensia dalam Bima Sakti kita yang sedang mencari hubungan dengan inteligensia kita. Kemungkinan yang paling nekad ialah 50.000.000 inteligensia diduga sedang menanti isyarat dari ruang angkasa.

Semua perhitungan Green Bank tidak didasarkan kepada angka-angka astronomi sekarang, melainkan kepada banyaknya bintang dalam bima sakti kita sejak adanya bima sakti itu. Jika kita akui kebenaran rumus dari persekutuan otak ilmiah ini, berarti kita yakini pula bahwa di luar bumi kita ini ratusan ribu tahun yang lalu pernah ada peradaban yang teknologinya sudah lebih maju dari pada yang telah kita capai sekarang. Suatu keyakinan yang mendukung teori yang pernah kita kemukakan bahwa bumi kita ini pernah mendapat kunjungan para “dewa” dari kosmos, ratusan ribu tahun yang lalu.

Dr. Carl Sagan, seorang astrobiologis, memastikan bahwa berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik saja ada kemungkinan bahwa bumi ini pernah dikunjungi oleh wakil-wakil dari Peradaban luar bumi; sekurang-kurangnya satu kali dalam sejarah hidupnya. Pemisalan dan pertimbangan ini mungkin mengandung khayalan dan angan-angan, tapi rumus Green Bank itu merupakan rumus matematika; jadi sudah jauh dari spekulasi belaka.

Suatu cabang baru dalam ilmu pengetahuan yang disebut eksobiologi, sekarang sedang diproses dan dikembangkan. Suatu cabang ilmu yang baru biasanya tidak mudah untuk mendapat pengakuan. Demikian juga eksobiologi, kiranya akan lebih sukar lagi untuk diakui jika belum ada orang-orang yang dikenal kecendekiaannya yang mengabdikan diri pada pekerjaan penelitian di bidang ilmu itu; yakni penelitian kehidupan di luar bumi dengan bebas.

Bukti apa lagi yang dapat melebihi deretan nama-nama sarjana tersebut di bawah ini, yang turut menguraikan cabang ilmu baru itu?

Dr. Freeman Quimby (Kepala dari Program eksobiologi NASA). Ira Blei (NASA), Joshua Lederberg (NASA) L.P. Smit (NASA), R.E. Kay (NASA), Richard Young (NASA) H.S. Brown (Institut Teknologi California) Edward Purcel (Profesor Fisika pada Universitas Hervad), R.N. Bracewells (Institut Astronomi Radio dari Stanford), Charkes Townes (Pemenang Hadiah Nobel, ilmu Fisika tahun 1964), P.S. Shklovski (Institut Stenberg, Moskwa) N.S. Kargashev (Institut Stenberg Moskwa) Sir Bernard Lovell (Jodrell Bank), Wernher von Braun, Hermann Oberth, Ernst Stuhlinger (guru Von Braun) Eugene Sanger, dan banyak lagi.

Nama-nama ini, mewakili beribu-ribu ekso biologis sedunia. Para sarjana ini ingin mendobrak segala tabu, meruntuhkan segala dinding kelesuan yang sampai sekarang selalu memagari bidang penelitian yang dalam buku ini selalu kita pisahkan. Eksobiologi ini hadir dengan menghadapi segala macam tantangan.Tetapi suatu waktu akan menjadi bidang penelitian yang paling menarik.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UFO Photo Archive

Guestbook (Buku Tamu) :