Khayalan dan Dongeng Kuno atau Realitas? (1)

Sebagaimana telah dilihat sebelumnya, dalam kepurbakalaan terdapat hal-hal yang kalau menurut gagasan sekarang tak perlu ada. Tetapi kegiatan untuk mengumpulkannya sama sekali tidak turut habis bersama-sama dengan habisnya penemuan-penemuan yang telah terkumpulkan. Mengapa? Karena mitologi orang-orang Ekskimo-pun mengatakan bahwa bangsa pengembara pertama dibawa ke Utara oleh para “dewa” yang bersayap kuningan. Hikayat orang-orang Indian menyebut seekor burung guntur memperkenalkan api dan buah-buahan kepada mereka. Dongeng orang Mayan-Popol Nuh, menyatakan bahwa para “dewa” mampu mengenali segala macam hal alam semesta, keempat arah pokok dari kompas,dan bahkan bentuk bulat dari bumi.
.
Mengapa orang-orang Ekskimo berbicara tentang burung logam? Mengapa orang-orang Indian menyebut burung guntur? Bagaimana kiranya para nenek moyang orang Maya mengetahui bahwa bumi itu bulat ? Orang maya itu cerdas-cerdas dan mempunyai kebudayaan yang sudah maju.
.
Mereka bukan hanya meninggalkan kalender yang menakjubkan, melainkan juga teori-teori berhitung yang luar biasa. Mereka mengetahui hitungan tahun Venus yang berumur 584 hari dan memperkirakan tahun bumi berumur 365,2420 hari yang menurut perhitungan sebenarnya sekarang: 365,2422 hari. Semua itu mereka tinggalkan, untuk dapat dipergunakan selama 64.000.000. tahun. Tulisan-tulisan kuno berikutnya menyangkut satuan-satuan yang mungkin mendekati 400.000.000 tahun.

Rumus Venusi yang terkenal itu mungkin telah dihitung dengan otak elektronik. Bagaimanapun sukar untuk dipercaya bahwa rumus itu berasal dari orang pedalaman. Rumus Venus dari orang Maya itu jalannya sebagai berikut: Tahun Tzolkin mempunyai 260 hari, tahun bumi 365 hari, sedangkan tahun Venus 584 hari. Bilangan-bilangan ini menyembunyikan kemungkinan pembagian bilangan 365 dapat dibagi habiskan oleh 73 dan hasil baginya 5. Sedangkan 584 adalah 8 x 73.

Maka rumus yang luar biasa itu bentuknya sebagai berikut:

(bulan) 20 x 13 = 260 x 2 x 73 = 37.960
(matahari) 8 x 13 = 104 x 5 x 73 = 37.960
(venus) 5 x 13 = 65 x 8 x 73 = 37.960

Dengan perkataan lain semua siklus bertepatan kembali satu sama lain setelah 37.960 hari. Mitologi orang-orang Maya menyatakan bahwa pada saat itu para “dewa” akan sampai di tempat istirahat besar.

Dongeng-dongeng keagamaan dari orang pra-Inca mengatakan bahwa bintang-bintangpun mempunyai penghuni dan bahwa para “dewa” turun datang kepada mereka dari konstelasi Pleiades. Tulisan kuno di Sumeria, Assyria, Babilonia, dan Mesir terus-menerus menyajikan gambaran yang sama; yakni bahwa para dewa datang dari dan pulang ke bintang-bintang, mereka bepergian menjelajahi langit dengan kendaraan api atau kapal yang menyerupai senjata mengerikan; menjanjikan kekekalan kepada pria (manusia?).
.
Adalah wajar dan alamiah bagi orang-orang purbakala kalau mereka mencari Tuhan mereka di langit dan dalam melukiskan kebesaran Tuhan itu mereka mengkhayal secara bebas. Namun kalau semuanya itu kita terima dengan baik, masih saja ada hal-hal yang aneh; misalnya saja bagaimana penutur ceritera Mahabarata tahu bahwa ada senjata yang dapat digunakan untuk menimbulkan kekeringan di suatu negara musuh selama dua belas tahun? Dan cukup ampuh untuk membunuh bayi yang belum lahir ?

Dalam sanjak kepahlawanan India purbakala, Mahabarata ini lebih luas isinya daripada Injil. Inti aslinya, Mahabarata itu secara konservatif saja ditaksir sudah berumur 5.000 tahun. Mahabarata ini bermanfaat juga kalau dibaca dalam rangka ilmu
pengetahuan masa kini.
.
Kita tidak akan terlalu terkejut kalau kita membaca dalam Ramayana bahwa ada vimana, yakni pesawat terbang yang diterbangkan tinggi sekali dengan bantuan air raksa dan angin buritan yang kencang. Vimana itu dapat terbang jauh sekali dan dapat terbang maju ke atas dan ke bawah. Pendeknya suatu kendaraan ruang angkasa yang dapat digunakan dalam gerakan-gerakan atau manuver militer. Berikut ini sekelumit dari terjemahan Ramayana oleh N. Dult dalam tahun 1891:

“ Di bawah komando Rama, kereta perang yang hebat itu membumbung ke atas menuju gunung awan dengan guruh yang dahsyat, “

Tak dapat tidak, kita harus mencatat bahwa di sini bukan hanya ada di sebut benda terbang, melainkan juga disebut guruh yang dahsyat.
.
Berikut ini adalah sekelumit lagi dari Mahabarata:

“Bima terbang dengan vimana ini, yang memancarkan cahaya banyak sekali, menyilaukan seperti cahaya matahari dan membuat deru yang mengerikan seperti guntur dalam badai”.

Khayalan pun tentu harus mempunyai landasan titik tolak. Bagaimana penutur ceritera Mahabarata membuat lukisan tentang pesawat itu terbang di atas pancaran cahaya dan menyebabkan deru yang mengerikan kalau sebelumnya tidak pernah mempunyai bayangan tentang roket ?

Dalam Samsaptakabadha diadakan pembedaan antara kereta perang yang dapat terbang dan tidak. Jilid pertama dari Mahabarata mengungkapkan dengan mendalam sekali tentang riwayat gadis Kunti yang bukan hanya mendapat kunjungan dewa matahari, tetapi juga mendapat seorang putra dari padanya yang diduga sama cemerlangnya dan menyilaukan seperti matahari itu sendiri. Karena Kunti takut mendapat malu, bayi itu dimasukkannya ke dalam keranjang kecil dan meletakkannya dalam sungai. Adhirata seorang kenamaan, mengangkat keranjang berisi bavi itu dari sungai. kemudian memelihara dan membesarkan bayi itu.
.
Ceritera itu sebenarnya tak ada gunanya diceriterakan lagi andaikata tidak ada kesamaannya dengan ceritera tentang Nabi Musa. Yaitu karena ceritera ini merupakan satu hal lagi dimana manusia dihamili oleh dewa. Sama halnya dengan Gilgamesh, Arjuna, pahlawan Mahabarata juga mengadakan perjalanan jauh untuk menemui para dewa untuk minta senjata. Setelah melampaui berbagai bahaya akhirnya Arjuna berhasil menemui para dewa. Dewa Indera, raja di Khayangan berkenan menerima Arjuna dengan kebesaran luar biasa. Raja didampingi permaisuri Sachi. Arjuna yang gagah berani ini tidak diterima di tempat lain oleh Indera dan Sachi ini melainkan dalam kereta perang sorga. Bahkan Arjuna diajak mengendarainya bersama mereka di angkasa.
.
Beberapa data berupa angka dalam Mahabarata itu demikian telitinya sehingga orang menduga bahwa penulisnya menulis kisah itu dengan bahan-bahan dari tangan pertama. Uraiannya tentang senjata yang dapat membunuh setiap lawan yang memakai perisai terkuat dari logam, membuat bulu roma kita merinding. Lawan yang telah mengetahui efek dari senjata ini tepat pada waktunya, segera menanggalkan segala peralatan yang terbuat dari logam dari badannya lalu menceburkan diri ke dalam sungai dengan mencuci badannya serta membersihkan segala apa yang pernah menempel di badannya dengan cermat. Dan pantaslah jika penulis Mahabarata menerangkan bahwa senjata itu dapat menyebabkan rambut rontok dan kuku tanggal. Setiap mahluk hidup menjadi pucat dan lemah.

Dalam jilid ke delapan kita temui Indera dalam kereta perang sorganya lagi. Dari segenap umat manusia hanya Yudhistira yang dipilihnya sebagai satu-satunya yang boleh memasuki khayangan dalam tubuhnya yang fana itu. Di sini pun kesesuaian dengan ceritera tentang Nabi Nuh dan Nabi Elia tidak dapat kita lewati begitu saja.
.
Dalam buku itu juga dilaporkan bahwa Gurkha telah melepaskan sebuah proyektil dari dalam vimana diarahkan ke kota besar. Ini mungkin merupakan laporan pertama dari pelemparan bom hidrogen. Uraian itu mengingatkan kita kepada laporan pandangan mata tentang ledakan bom hidrogen di pulau Bikini; asap putih yang sangat panas mengepul membumbung ke atas bercahaya, dengan kekuatan seribu kali lebih menyilaukan dari sinar matahari, dan membuat kota menjadi debu. Ketika Gurkha mendapat lagi, kendaraannya menyerupai balok antimony yang berkilauan.
.
Demi kepentingan para filsuf perlu saya sebut di sini bahwa menurut Mahabarata, waktu adalah benih dari alam semesta.
.
Buku-buku Tantyua dan Kantyua dari Tibet juga menyebut-nyebut adanya pesawat terbang pra sejarah, yang mereka sebut “mutiara di angkasa”. Kedua buku itu menekankan dengan tegas bahwa pengetahuan tentang ini adalah rahasia, tidak boleh disiarkan dengan sembarangan. Dalam Sumarangana dan Sutradhara, beberapa bab penuh semata-mata disediakan untuk menguraikan kapal udara yang dari ekornya menyemburkan api dan air raksa.
.
Kata “api” dalam naskah-naskah kuno tidak berarti api yang menyala, karena di dalamnya terdapat empat puluh macam api yang berbeda-beda, yang terutama ada hubungannya dengan phenomena esoteric dan magnetis. Memang sukar untuk mempercayai laporan bahwa manusia purbakala mungkin telah mengetahui tentang kemungkinan bisa didapatnya energi dari logam-logam berat dan bagaimana cara mendapatkannya.
.
Tetapi kita tidak boleh memperkecil arti naskah sanskrit kuno menjadi ceritera isapan jempol belaka. Sebagian besar dari ceritera dalam naskah sanskrit itu, mengubah kecurigaan kita terhadap laporan bahwa manusia menjumpai “dewa” terbang suatu hal yang pasti telah terjadi.
.
Kita tidak akan melanjutkan cara pendekatan yang disesalkan masih melekat kepada para cendekiawan yang masih mengatakan: “Itu tidak ada, itu kesalahan terjemahan, itu fantasi yang dibesar-besarkan oleh pengarang atau pengutip “. Kita harus menggunakan hipotesa kerja yang dikembangkan dari ilmu teknologi zaman sekarang, untuk menerangi kegelapan yang menyembunyikan masa lampau kita. Seperti halnya dengan phenomena tentang kapal ruang angkasa yang dapat dijelaskan, demikian pula halnya dengan senjata-senjata yang mengerikan yang sering dilukiskan sebagai pernah digunakan sekurang-kurangnya satu kali oleh para dewa, terdapat penjelasan yang masuk akal.
.
Berdasarkan suatu bagian dari Mahabarata kita terpaksa membuat hipotesa sebagai berikut:

“Ketika itu hawa bagaikan dilepas dari kekangan matahari berputar. Dibakar oleh panas yang memijar dari senjata itu, dunia terhuyung-huyung dan menggigil ketakutan. Gajah-gajah terbakar oleh panas dan berlarian ke sana ke mari, kacau balau mencari perlindungan dari bencana yang mengerikan. Air mendidih, binatang-binatang pada mati, musuh disapu bersih dan arnukan api menyebabkan pohon-pohon terbakar lalu tumbang dalam deretan-deretan bagaikan dalam kebakaran hutan, gajah-gajah menjerit-jerit ketakutan kemudian roboh mati berserakan di atas daerah luas. Kuda-kuda dan kereta-kereta perang terbakar. Pemandangan waktu itu bagaikan aksi dari suatu kebakaran. Beribu-ribu kereta perang habis terbakar. Kemudian kesunyian merembet ke laut. Angin mulai bertiup dan bumipun segar dan cemerlang kembali, waktu itu merupakan pemandangan yang mengerikan. Bangkai orang-orang yang terbakar sudah tidak lagi berupa sosok-sosok tubuh manusia. Sebelumnya, tak pernah kita melihat atau mendengar tentang senjata yang begitu mengerikan”.

Ceritera itu selanjutnya menyebut bahwa orang-orang yang selamat; membersihkan badannya, perkakasnya, senjatanya dengan air, karena terhembus oleh tiupan nafas yang mematikan dari para “dewa”.
.
Nah, apa yang dikatakan dalam sanjak kepahlawanan Gilgamesh ? Apakah nafas beracun dari binatang buas sorga itu menghantamnya? Alberto Tulli dulu pengurus Museum Nafikan bagian sejarah Mesir. Pernah menemukan program dari naskah yang berasal dari zaman Thutmose III, yang pernah hidup kira-kira di tahun 1500 sebelum masehi. Dalam naskah itu disebut bahwa para penulisnya pernah melihat sebuah bola api turun dari sorga, bola itu baunya tak sedap, bagaikan bau setan. Thutmose dan prajurit-prajuritnya memperhatikan bola api itu sampai menghilang ke jurusan Selatan.
.
Semua naskah-naskah berasal dari jutaan tahun sebelum zaman kita ini. Para penulisnya bertempat tinggal di berbagai benua dan berasal dari peradaban serta penganut agama yang berlainan satu sama lain. Pada waktu itu tidak ada utusan utusan khusus untuk menyebarkan berita, sedangkan hubungan antar benua bukanlah kejadian sehari-hari. Sekalipun demikian, ceritera rakyat dari mulut ke mulut menceriterakan ceritera-ceritera yang hampir bersamaan satu sama lain yang berasal dari keempat penjuru dunia dan dari berbagai sumber.
.
Apakah mereka mempunyai bahan pemikiran yang sama? Apakah mereka dihantui oleh kejadian yang sama? Apakah tidak mungkin dan tidak masuk akal kalau para penutur dari: Mahabarata, Injil, sanjak kepahlawanan Gilgamesh, naskah Ekskimo, India, Amerika, Skandinavia, Tibet dan lain lain; menceriterakan ceritera yang sama? Yakni ceritera tentang “dewa-dewa” terbang? Tentang kereta perang dari sorga dan tentang malapetaka yang diakibatkannya? Apakah kesamaan itu hanya secara kebetulan saja dan tanpa dasar sama sekali?
.
Mereka tak mungkin mempunyai gagasan yang sama di seluruh dunia. Naskah-naskah yang hampir seragam itu hanya dapat bersumber dari sumber yang sama yakni kejadian-kejadian pra sejarah. Naskah-naskah itu ada hubungannya dengan apa yang dapat dilihat di masa itu. Sekalipun andaikata para penuturnya membesar-besarkan dan menambah-nambah serta memperhalusnya dengan fantasinya sendiri, seperti halnya dengan apa yang sering terjadi sekarang; namun inti kebenarannya tetap ada, sama seperti halnya dengan inti kebenaran dari berita-berita dalam koran zaman sekarang. Kejadian-kejadian itu tak mungkin dikarang begitu saja secara bersamaan dalam abad yang berbeda-beda.
.
Mari kita buat satu permisalan: Sebuah helikopter untuk pertama kalinya mendarat di sebuah padang semak di Afrika. Sebelumnya tidak seorang pun di antara para penduduk di sana yang pernah melihat pesawat semacam itu. Helikopter itu mendarat di atas tanah terbuka dengan suara yang menakutkan. pilotnya yang bertopi baja, berpakaian siap tempur, bersenjata api, melompat ke luar pesawat. Penduduk yang setengah biadab yang bercawat itu terpesona dan sama sekali tidak dapat memahami kehadiran benda yang aneh ini, yang datang dari sorga bersama “dewa”nya. Tak lama kemudian helikopter itu lepas landas lagi dan menghilang ke dalam awan. Setelah itu, si penduduk yang setengah beradab itu mulai memikirkan dan menafsirkan kejadian yang sekonyong-konyong itu. Ia akan menceriterakan kepada yang lain-lain, tentang apa yang pernah dilihatnya itu; mungkin sebagai burung raksasa, mungkin sebagai kendaraan dari sorga yang bersuara menderu dan menakutkan serta berbau busuk, yang ditumpangi makhluk makhluk berkulit putih dengan senjata yang dapat meludahkan api.
.
Kunjungan ajaib itu dijadikan suatu ceritera yang melembaga dan diwariskan turun-temurun sepanjang zaman. Dalam ceriteranya dari seorang ayah kepada anaknya, burung raksasa dari sorga itu jelas tidak akan menjadi lebih kecil, bahkan sebaliknya menjadi lebih besar, karena ceritera itu ditambah-tambah, dibesar-besarkan; demikian juga tentang makhluk yang keluar dari dalamnya. Dari ceritera ke ceritera menjadi tambah perkasa, tambah ajaib, tambah mengagumkan. Hiasan dan bumbu-bumbu ini akan terus bertambah dari ceritera ke ceritera. Tetapi dasar pikirannya ialah pendaratan helikopter yang benar-benar telah terjadi itu. Helikopter itu benar-benar telah mendarat di tanah terbuka dalam hutan, demikian juga pilotnya benar-benar telah keluar dari dalamnya. Sejak saat itu kejadian itu diabadikan menjadi mitologi dari suku bangsa yang telah melihatnya itu.
.
Ada hal-hal yang tak dapat kita buat-buat. Tidak akan terjadi pra-sejarah kita menjadi ceritera-ceritera tentang wisatawan-wisatawan angkasa dan pesawat terbang dari sorga, kalau kejadian-kejadian itu hanya terdapat dalam beberapa kalangan buku purbakala saja. Tetapi kalau kenyataaannya hampir semua naskah purbakala dari orang-orang primitif di seluruh dunia menceriterakan ceritera yang sama. Kita harus mencoba menjelaskan mulai dari sejarah yang obyektif yang tersembunyi di dalamnya.
.
“Putera manusia, engkau penghuni di tengah-tengah rumah pemberontak, yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak melihat, mempunyai telinga untuk mendengar tetapi tidak mendengar...." (Ezekiel 12: 2).
.
Kita ketahui bahwa para dewa orang-orang Sumeria mempunyai partner di beberapa bintang. Diduga bahwa pernah ada patung Marduk Mars, dewa tertinggi dari segala dewa yang beratnya 800 talen emas murni. Kalau kita percaya akan Herodotus, patungnya seharga 48.000 pon emas lebih. Ninurta sirius, adalah hakim alam semesta yang menjatuhkan hukuman kepada semua manusia yang fana.
.
Ada beberapa tulisan khusus mengenai Mars, sirius dan pleiades. Masa dan sekali lagi hymne-hymne Sumeria menyebut-nyebut adanya senjata hebat, yang bentuk dan akibatnya sama sekali tak ada artinya bagi rakyat di masa itu. Suatu lukisan pujian terhadap dewa Mars mengatakan bahwa dewa itu telah menciptakan hujan api dan menyapu semua lawan-lawannya dengan kilatan-kilatan cahaya petir. Dewi Inanna dilukiskan, ketika ia sedang menjelajahi ruang angkasa telah menyapu bersih kubu-kubu lawannya dengan jalan memancarkan cahaya yang menyilaukan dan menakutkan.
.
Telah ditemukan pula gambar-gambar dan model-model rumah yang menyerupai bunker atom yang bagian-bagiannya hanya tinggal pasang saja; berbentuk bundar dan kuat dengan lubang yang berangka aneh. Pula dari zaman yang sama yakni 3000 tahun sebelum masehi, Para arkeologis telah menemukan suatu model dari rombongan kereta perang beserta pengendara-pengendaranya, dan juga beberapa olahragawan pegulat.
.
Semuanya dikerjakan dengan keahlian yang murni. Orang-orang Sumeria itu memang telah terbukti sangat mahir dalam seni praktis. Mengapa mereka membuat model dari bunker yang aneh itu, padahal penggalian-penggalian di Babilon atau Uruk menunjukkan hasil karya yang lebih halus?
.
Baru-baru ini telah ditemukan suatu perpustakaan Sumeria yang lengkap, terdiri dari kira-kira 60.000 lembaran sejarah dari tanah liat. Perpustakaan itu ditemukan di kota Nippur, 95 mil sebelah selatan dari Baghdad. Kita sekarang telah memiliki risalah tertua dari banjir besar itu. Risalah ini diukirkan pada lembaran sejarah terbuat dari tanah liat dan terdiri dari enam kolom. Pada lembaran sejarah itu disebut lima buah kota yang sangat tua: yakni, Eridu, Badtibira, Larek, Sitpar dan Shuruppak. Dua di antara kota-kota ini belum ditemukan. Pada lembaran sejarah ini yang tertua yang telah diterjemahkan “Nuh,” dari orang-orang Sumeria disebut Ziusudra. Ia diduga telah bertempat tinggal di Shuruppak dan diduga pula bahwa ia telah membuat kapal bahteranya di sana.
.
Dengan demikian kita sekarang telah memiliki uraian yang lebih tua tentang banjir besar itu, bahkan lebih tua dari sanjak Kepahlawanan Gilgamesh. Tiada seorangpun yang mengatakan apakah penemuan baru nanti akan menghasilkan risalah-risalah yang lebih tua dari itu. Manusia-manusia dari peradaban kuno itu bagaikan terus-menerus dihantui oleh pikiran tentang sifat-sifat kebakaan atau kelahiran manusia kembali. Pelayan dan budak secara sukarela berbaring di samping majikannya dalam pusaranya.
.
Dalam ruang pusara di Shub-At terdapat tidak kurang dari tujuh puluh tulang kerangka manusia terbaring berderet secara teratur sekali, tanpa tanda-tanda pernah adanya kekerasan sedikit pun. Para pelayan berpakaian jubah berwarna indah, duduk atau berbaring dengan sabar menanti kedatangan maut, yang pasti akan datang dengan cepat dan tanpa rasa sakit, mungkin dengan racun. Dengan penuh keyakinan mereka menginginkan kehidupan baru di luar kubur bersama-sama majikannya. Tetapi siapakah yang menanamkan gagasan tentang kelahiran kembali ini ke dalam benak orang penyembah berhala ini?
.
Kuil di Mesir juga membingungkan. Naskah naskah purbakala dari rakyat di lembah sungai Nil, berceritera tentang makhluk makhluk hebat yang menjelajahi cakrawala dengan kapal. Suatu naskah sejarah kuno tentang dewa matahari berbunyi:

“Engkau kawin di bawah bintang-bintang dan bulan, engkau menghela kapal dari Aten di sorga dan di bumi bagaikan bintang-bintang yang berputar tak jemu-jemunya, dan bagaikan bintang di Kutub Utara yang tak pernah terbenam”.

Suatu prasasti pada suatu piramida berbunyi:

“Engkau adalah yang mengarahkan kapal matahari selama jutaan tahun”.
.
Sekalipun misalnya orang-orang Mesir kuno itu adalah akhli-akhli matematika yang telah maju, masih tetap janggal kedengarannya kalau mereka berbicara tentang jutaan tahun yang dihubungkan dengan bintang-bintang dan kapal dari sorga.

Apakah yang dikatakan oleh Mahabarata ?

“Waktu adalah benih dari Alam Semesta”.

Di Memphiss, dewa Ptah mengajukan kepada raja dua mode cara merayakan ulang tahun tahta kerajaan dan memerintahkan kepada raja supaya merayakan ulang tahun itu enam kali dalam seratus ribu tahun. Ketika dewa Ptah datang untuk menyerahkan model itu, ia datang mengendarai kereta perang dari sorga yang gemerlapan dan kemudian menghilang ke dalam cakrawala bersama kendaraannya.

Bersambung ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UFO Photo Archive

Guestbook (Buku Tamu) :